Sudahkah kalian tahu jika kota Surabaya merupakan sister city kota Busan, Korea Selatan? Tahun 2019 ini merupakan tahun ke 25 hubungan persaudaraan antara kota Busan dan Surabaya.
Jika belum yuk simak dulu ceritanya!
Kota Surabaya
Sejarah kota Surabaya sangat kental dengan nilai kepahlawanan, tepatnya pada tanggal 10 November 1945 berlangsungnya pertempuran orang-orang Surabaya melawan para penjajah. Aksi heroik melawan penjajah dengan hanya bermodal bambu runcing, ribuan masyarakat Surabaya pun menjadi korban, sehingga keberanian, semangat serta pengorbanan masyarakat Surabaya mempertahankan kemerdekaan itulah yang kemudian diperingati sebagai hari pahlawan di Indonesia sekaligus menjadikan Surabaya sebagai kota pahlawan.
Selain itu sejarah kota Surabaya yang juga berkaitan dengan perdagangan dan terkenal dengan kota pelabuhan sejak zaman Majapahit di abad 14. Surabaya memiliki letak yang strategis sebagai pintu gerbang para pendatang dan pedagang dari berbagai daerah maupun bangsa lainnya.
Nama Surabaya yang diyakini berasal dari kata suro (hiu) dan boyo (buaya) yang merupakan simbol dari pasukan kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan pasukan mongol dipimpin oleh Khubilai Khan di pertempuran bersejarah pada 31 Mei 1293, yang juga ditetapkan sebagai hari lahirnya kota Surabaya.
Sejak zaman dahulu beragam etnis bermigrasi ke Surabaya seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab dan Eropa. Etnis nusantara pun juga bermigrasi ke kota ini antara lain Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali dan Sulawesi. Para pendatang menetap dan hidup bersama serta berbaur dengan penduduk asli membentuk pluralisme budaya yang menjadi ciri khas kota Surabaya. Bahkan kesenian tradisional dan makanan pun mencerminkan budaya kota ini antara lain musik patrol, manten pegon dan upayah pemerintah melestarikan kota Surabaya adalah pemilihan cak dan ning Surabaya sebagai duta kota Surabaya.
Kota Busan
Pada zaman Neolitikum atau zaman batu, Busan sudah mulai dikenal dan manusia mulai tinggal menetap dengan kehidupan bercocok tanam dan berternak. Diperkirakan bahwa kehidupan nenek moyang masyarakat Busan bergantung pada kegiatan memancing karena daerahnya yang berada di dekat laut. Busan memiliki sejarah yang panjang hingga namanya semula yaitu Geochilsanguk diubah menjadi Geochilsangun kemudian diubah kembali menjadi Dongnaehyeon.
Hingga pada pasca berakhirnya Perang Dunia ke II, kemerdekaan pun berlangsung pada 15 Agustus 1945. Kemudian selang lima tahun terjadinya perang yang memecah Korea Selatan dan Korea Utara, pada masa itu Busan menjadi situs besar bagi para pengungsi dan sekaligus menjadi benteng terakhir kekuatan nasional atau menjadi ibukota sementara Korea Selatan. Selama perang berlangsung Busan menjadi pelabuhan utama masuknya PBB. Selama itu Busan pun menempuh masa-masa sulit atau naik turun hingga tumbuh menjadi kota metropolitan besar di negaranya maupun tingkat dunia.
Busan merupakan kota yang kaya budaya, baik pemerintahan maupun masyarakat Busan yang peduli tentang kebudayaan dan kesenian. Hal itu terbukti dari banyaknya pusat kebudayaan, museum atau gedung kesenian antara lain Busan Art Center, Busan Buk-gu Cultural and Ice Center, Eulsukdo Cultural Center, Haeundae Cultural Center, Busan Cinema Center, BEXCO Auditorium dan masih banyak lagi.
Busan menyuguhkan berbagai pertunjukan kebudayaan dan kesenian, kepedulian masyarakat dan pemerintah menjadikan Busan sebagai kota modern yang kaya akan budaya, salah satunya yang paling besar adalah Busan Film Festival yang bertempat di Busan Cinema Center setiap musim gugur.
Kemiripan Kota Surabaya dan Busan
Kerjasama sister city atau kota bersaudara merupakan kerjasama internasional yang mengusung kota kembar atau kota bersaudara atas dasar adanya kemiripan oleh kedua kota baik kemiripan karakteristik, sejarah, dan lainnya.
Kemiripan dalam kerjasama sister city antara kota Surabaya dan kota Busan sebagai berikut:
1. Kota Metropolitan
Metropolitan menggambarkan suatu kawasan perkotaan yang relatif besar baik dari ukuran luas wilayah, jumlah penduduk atau aktivitas perekonomian dan interaksi sosial. Dalam hal ini kota Surabaya dan Kota Busan sama-sama merupakan kota metropolitan terbesar kedua di negara masing-masing.
2. Kota Pelabuhan
Kota Surabaya dan Kota Busan merupakan kota pelabuhan, kedua kota memiliki pelabuhan yang besar. Pelabuhan di Surabaya dinamakan Pelabuhan Tanjung perak yang menjadi pelabuhan terbesar dan tersibuk ke 2 di Indonesia. Sedangkan pelabuhan di Busan yaitu Busan Port merupakan pelabuhan utama dan terbesar di Korea Selatan. Dan pelabuhan di kedua kota merupakan sama-sama jalur perdagangan di negara masing-masing.
Disimpulkan bahwa kedua kota memiliki kemiripan karakteristik, dan itulah yang melengkapi unsur-unsur kerjasama internasional sister city yang mengusung konsep kota kembar atau kota bersaudara. Dengan adanya kemiripan maka kemungkinan permasalahan yang dihadapi pun serupa. Dan akan terbentuk hubungan saling pengertian atau mutual understanding yang lebih baik serta mampu menumbuhkan rasa persahabatan sehingga kedua kota dapat saling memahami dan saling membantu saling berbagi pengalaman.
Patung Ikan Suro Dan Boyo
Patung ikan suro dan boyo khas milik Surabaya sudah resmi berada di kota Busan tepatnya di taman kota sebelah kantor Busan Indonesia Center (BIC) dan nama jalannya adalah jalan Surabaya. Patung ikan suro dan boyo di Surabaya sendiri terletak di jalan Diponegoro No., Darmo, Wonokromo.
Taman Korea
Di Surabaya sendiri juga meresmikan monumen Korea di sebuah taman yang dinamakan Taman Korea, tepatnya berada di jalan Dr. Soetomo.
Kalian yang berencana pergi ke Busan jangan lupa mengunjungi patung Ikan Suro dan Boyo!
source: surabaya busan sister city wikipedia, repository.umy.ac.id
Jika belum yuk simak dulu ceritanya!
Kota Surabaya
Sejarah kota Surabaya sangat kental dengan nilai kepahlawanan, tepatnya pada tanggal 10 November 1945 berlangsungnya pertempuran orang-orang Surabaya melawan para penjajah. Aksi heroik melawan penjajah dengan hanya bermodal bambu runcing, ribuan masyarakat Surabaya pun menjadi korban, sehingga keberanian, semangat serta pengorbanan masyarakat Surabaya mempertahankan kemerdekaan itulah yang kemudian diperingati sebagai hari pahlawan di Indonesia sekaligus menjadikan Surabaya sebagai kota pahlawan.
Selain itu sejarah kota Surabaya yang juga berkaitan dengan perdagangan dan terkenal dengan kota pelabuhan sejak zaman Majapahit di abad 14. Surabaya memiliki letak yang strategis sebagai pintu gerbang para pendatang dan pedagang dari berbagai daerah maupun bangsa lainnya.
Nama Surabaya yang diyakini berasal dari kata suro (hiu) dan boyo (buaya) yang merupakan simbol dari pasukan kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan pasukan mongol dipimpin oleh Khubilai Khan di pertempuran bersejarah pada 31 Mei 1293, yang juga ditetapkan sebagai hari lahirnya kota Surabaya.
Sejak zaman dahulu beragam etnis bermigrasi ke Surabaya seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab dan Eropa. Etnis nusantara pun juga bermigrasi ke kota ini antara lain Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali dan Sulawesi. Para pendatang menetap dan hidup bersama serta berbaur dengan penduduk asli membentuk pluralisme budaya yang menjadi ciri khas kota Surabaya. Bahkan kesenian tradisional dan makanan pun mencerminkan budaya kota ini antara lain musik patrol, manten pegon dan upayah pemerintah melestarikan kota Surabaya adalah pemilihan cak dan ning Surabaya sebagai duta kota Surabaya.
Kota Busan
Pada zaman Neolitikum atau zaman batu, Busan sudah mulai dikenal dan manusia mulai tinggal menetap dengan kehidupan bercocok tanam dan berternak. Diperkirakan bahwa kehidupan nenek moyang masyarakat Busan bergantung pada kegiatan memancing karena daerahnya yang berada di dekat laut. Busan memiliki sejarah yang panjang hingga namanya semula yaitu Geochilsanguk diubah menjadi Geochilsangun kemudian diubah kembali menjadi Dongnaehyeon.
Hingga pada pasca berakhirnya Perang Dunia ke II, kemerdekaan pun berlangsung pada 15 Agustus 1945. Kemudian selang lima tahun terjadinya perang yang memecah Korea Selatan dan Korea Utara, pada masa itu Busan menjadi situs besar bagi para pengungsi dan sekaligus menjadi benteng terakhir kekuatan nasional atau menjadi ibukota sementara Korea Selatan. Selama perang berlangsung Busan menjadi pelabuhan utama masuknya PBB. Selama itu Busan pun menempuh masa-masa sulit atau naik turun hingga tumbuh menjadi kota metropolitan besar di negaranya maupun tingkat dunia.
Busan merupakan kota yang kaya budaya, baik pemerintahan maupun masyarakat Busan yang peduli tentang kebudayaan dan kesenian. Hal itu terbukti dari banyaknya pusat kebudayaan, museum atau gedung kesenian antara lain Busan Art Center, Busan Buk-gu Cultural and Ice Center, Eulsukdo Cultural Center, Haeundae Cultural Center, Busan Cinema Center, BEXCO Auditorium dan masih banyak lagi.
Busan menyuguhkan berbagai pertunjukan kebudayaan dan kesenian, kepedulian masyarakat dan pemerintah menjadikan Busan sebagai kota modern yang kaya akan budaya, salah satunya yang paling besar adalah Busan Film Festival yang bertempat di Busan Cinema Center setiap musim gugur.
Kemiripan Kota Surabaya dan Busan
Patung Suro dan Boyo di Surabaya (kiri) dan Busan (kanan)
Kemiripan dalam kerjasama sister city antara kota Surabaya dan kota Busan sebagai berikut:
1. Kota Metropolitan
Metropolitan menggambarkan suatu kawasan perkotaan yang relatif besar baik dari ukuran luas wilayah, jumlah penduduk atau aktivitas perekonomian dan interaksi sosial. Dalam hal ini kota Surabaya dan Kota Busan sama-sama merupakan kota metropolitan terbesar kedua di negara masing-masing.
2. Kota Pelabuhan
Kota Surabaya dan Kota Busan merupakan kota pelabuhan, kedua kota memiliki pelabuhan yang besar. Pelabuhan di Surabaya dinamakan Pelabuhan Tanjung perak yang menjadi pelabuhan terbesar dan tersibuk ke 2 di Indonesia. Sedangkan pelabuhan di Busan yaitu Busan Port merupakan pelabuhan utama dan terbesar di Korea Selatan. Dan pelabuhan di kedua kota merupakan sama-sama jalur perdagangan di negara masing-masing.
Disimpulkan bahwa kedua kota memiliki kemiripan karakteristik, dan itulah yang melengkapi unsur-unsur kerjasama internasional sister city yang mengusung konsep kota kembar atau kota bersaudara. Dengan adanya kemiripan maka kemungkinan permasalahan yang dihadapi pun serupa. Dan akan terbentuk hubungan saling pengertian atau mutual understanding yang lebih baik serta mampu menumbuhkan rasa persahabatan sehingga kedua kota dapat saling memahami dan saling membantu saling berbagi pengalaman.
Patung Ikan Suro Dan Boyo
Patung ikan suro dan boyo khas milik Surabaya sudah resmi berada di kota Busan tepatnya di taman kota sebelah kantor Busan Indonesia Center (BIC) dan nama jalannya adalah jalan Surabaya. Patung ikan suro dan boyo di Surabaya sendiri terletak di jalan Diponegoro No., Darmo, Wonokromo.
Taman Korea
Di Surabaya sendiri juga meresmikan monumen Korea di sebuah taman yang dinamakan Taman Korea, tepatnya berada di jalan Dr. Soetomo.
Kalian yang berencana pergi ke Busan jangan lupa mengunjungi patung Ikan Suro dan Boyo!
source: surabaya busan sister city wikipedia, repository.umy.ac.id