I Can Speak [2017 Korean Movie Review]

by - Friday, June 07, 2019


I Can Speak
"Yes, I Can Speak.."
Film yang disutradarai oleh Kim Hyun Suk sutradara film C'est Si Bon dan dibintangi oleh Na Moon Hee dan Lee Je Hoon ini memiliki genre komedi yang membawa penonton pada plot yang tidak terduga. Disini nenek Na Moon Hee memerankan sebagai nenek Na Ok Bon, nenek yang bekerja sebagai tukang jahit dengan karakter yang bawel, berisik, galak tapi penyayang. Sementara Lee Je Hun sebagai Park Min Jae seorang pegawai negeri sipil tingkat rendah yang tidak puas dengan pekerjaannya tetapi pekerja yang rajin dan dia baru saja dipindah ke kantor baru, disitulah nenek Na Ok Bon bertemu dengan Min Jae.

PLOT
Nenek Na Ok Bon setiap hari mengirim laporan ke kantor dinas sosial sehingga laporan dari nenek On Bon mencapai 8000 laporan  yang tersimpan di kantor dinas sosial. Semua pegawai kantor sudah jenuh dengan perilaku si nenek sehingga para pegawai meminta Min Jae untuk melayani laporan si nenek.

Na Ok Bon memiliki sahabat yang gaul dan pandai berbahasa Inggris, maka dari itu si nenek sedikit iri dan ingin belajar bahasa Inggris. Ketika nenek Na Ok Bon tahu jika pegawai sipil Park Min Jae bisa berbahasa Inggris akhirnya si nenek pun meminta Min Jae untuk mengajarinya. Adegan komedi pun dimulai saat nenek belajar bahasa Inggris, ketika mereka berdua bermain catur dengan peraturan harus menggunakan bahasa Inggris, di salah satu adegan ini Min Jae menyentil dahi si nenek dan berkata "No Speaking Korean" lalu si nenek membalas dengan melempar bidak catur ke dahi Minjae. Adegan komedi lainnya saat Min Jae membawa nenek Na Ok Bon ke bar dan harus berkomunikasi dengan bule menggunakan bahasa Inggris lebih dari 10 menit.

I Can Speak

Pada pertengahan di ceritakan kenyataan bahwa nenek tinggal seorang diri tidak memiliki keluarga, sementara adiknya di adopsi di L.A dan tidak bisa bahasa Korea sehingga nenek pun tidak bisa menelpon adiknya. Disaat nenek Na Ok Bon mulai pandai berbahasa Inggris, kesedihan melanda karena sabahatnya yang pandai berbahasa Inggris harus berjuang melawan penyakit yang semakin lama melemahkan tubuh dan ingatannya. Ketika si nenek menjenguk sahabatnya, seorang wartawan datang disinilah para penonton melihat fakta yang tidak terduga tentang si nenek dan sahabatnya bahwa mereka berdua adalah korban Comfort Woman atau Sex Slavery pada zaman jajahan Jepang. Melihat temannya yang tidak berdaya di rumah sakit maka nenek Na Ok Bon memutuskan hal besar yaitu menceritakan tentang Comfort Woman yang dia alami.

Tidak hanya itu, si nenek ingin mengungkapkan tragedi itu ke seluruh dunia. Singkat cerita, akhirnya nenek Na Ok Bon bisa ke Amerika Serikat untuk bersaksi sebagai seorang Comfort Women. Tapi ternyata masalah pun bertambah setelah sampai di Amerika Serikat, testimoni dari nenek Na Ok Bon tidak diakui karena tidak ada bukti kuat yaitu surat negara yang menyatakan bahwa dia seorang Comfort Women. Si nenek sangat menyesal karena di jaman dulu dia sangat malu dengan statusnya sebagai Comfort Women, dia pun menutupinya hingga seusia sekarang ini. Saat Park Min Jae yang berada di Korea mengetahui masalah si nenek, dia pun berusaha keras untuk mendapatkan bukti berupa surat keterangan untuk nenek Na Ok Bon. Selain surat satu lagi yang Min Jae temukan di dalam rumah si nenek adalah foto nenek Na Ok Bon bersama sahabatnya saat menjadi Comfort Women.

I Can Speak
Na Ok Bon memberi salam kepada Michelle Van Janssen saat di Kongres A.S.

Di hari sebelum nenek Na Ok Bon menceritakan kisahnya, ada satu orang nenek dari Netherlands bernama Michelle Van Janssen memberi kesaksian. Di Tahun 1942 saat berumur 21 tahun dia dipaksa untuk tinggal di brothel tempat comfort woman, dia menceritakan betapa kejamnya Jepang saat itu.

Saat giliran nenek Na Ok Bon untuk menceritakan dirinya, keasliannya sebagai korban sempat dipertanyakan. Dan nenek Na Ok Bon mengatakan "Yes, I can speak" yang merupakan judul utama dari film ini, I Can Speak. Tetapi si nenek masih sempat stuck tidak berani berbicara, saat itu juga Min Jae datang Ke U.S untuk memberikan bukti foto si nenek. Saat Min Jae datang dia berteriak " How are you?" dan si nenek pun terlihat gembira dan bersemangat lagi melihat Min Jae datang. Lalu dia berkata "I'm fine, Thank you! And you?". Di saat nenek Na Ok Bon bercerita, disinilah hal yang cukup miris diperlihatkan. Si nenek menaikkan kemejanya dan memperlihatkan bekas luka sayat yang banyak didapat dari militer Jepang.

Awalnya nenek Na Ok Bon berbicara dengan bahasa Korea, tetapi dengan lantang dia melanjutkan berbicara menggunakan bahasa Inggris. Setelah selesai menceritakan kisahnya si nenek istirahat di sebuah ruangan dan di sanalah dia bertemu dengan adiknya yang terbang ke USA untuk bertemu dan meminta maaf karena dia sempat menolak berbicara dengan nenek Na Ok Bon.

Di akhir cerita Min Jae dapat lulus ujian  dan nenek Na Ok Bon yang bawel dan galak lebih dihormati oleh orang-orang sekitarnya. Tidak hanya itu si nenek pun berkunjung ke seluruh negara untuk menceritakan kisahnya disana. Na Ok Bon tidak malu sebagai Comfort Women, dia ingin sejarah jaman dahulu tidak terulang lagi di generasi kedepan untuk melindungi negara dan generasi-generasi selanjutnya.

I Can Speak

COMFORT WOMAN DI KOREA
Film ini diambil dari kisah nyata, di balik genre komedi kisah utama yang ingin diceritakan di film berjudul "I Can Speak" ini bukan 'aku bisa bahasa inggris' tetapi 'aku bisa bercerita' tentang isu besar sejarah Korea yang tidak terlupakan yaitu perbudakan seks dimana anak-anak perempuan dijadikan "teman" para anggota militer Jepang. Berdasarkan beberapa sumber, para comfort women dibawa ke brothel yang sudah berdiri sejak tahun 1932 terjadi selama upaya pendudukan Jepang atas Republik Cina dan selama Perang Dunia ke-2 kurang lebih 200.000 wanita dari seluruh Asia Pasifik dipaksa menjadi budak seks oleh tentara Jepang. Mereka yang dijadikan budak seks tidak hanya dewasa dan remaja tetapi anak-anak seumur Na Ok Bon dulu sudah dipaksa dan diperlakukan kejam. Banyak dari mereka yang masih hidup tapi akhirnya dikucilkan secara sosial dan karena kehancuran catatan massal Jepang, kisah-kisah mereka pun terkubur.

Akhirnya Dewan Perwakilan Rakyat di Amerika Serikat pada tanggal 30 Juli 2007 mengeluarkan Resolusi House no.121 (RH 121) yang menyatakan bahwa Jepang harus secara resmi mengakui, meminta maaf, dan menerima paksaan dari budak seks, hal itu merupakan revolusi pertama para 'comfort women'. Aktivis Korea Selatan giat mendorong pengakuan lebih banyak dari comfort woman yang masih hidup dan menempatkan patung comfort women di 50 tempat yang berbeda di negaranya. Dan baru-baru ini di tahun 2017, pemerintah menempatkan patung di bus di seoul sebagai gerakan dan dukungan para korban comfort women.

Sebelum Olimpiade musim dingin, Presiden Korea Selatan Moon Jae In bertemu dengan perdana menteri Jepang Shinzo Abe untuk memperbarui diskusi mengenai perjanjian 2015, termasuk sumbangan 8 juta USD dan permintaan maaf dari Jepang.

KESIMPULAN & MORAL
Film "I Can Speak" ini menyoroti status perempuan di Asia tentang ketidaksetaraan gender. Menurutku film ini adalah representasi kuat dari transformasi sosial-budaya Korea Selatan dan di peruntukan kepada generasi muda agar tidak melupakan sejarah kehidupan yang pahit dan susah sehingga membuat mereka hidup tenang sampai pada sekarang ini. Dan di sisi lain I Can Speak mengingatkan juga pentingnya belajar bahasa Inggris yang dapat bermanfaat bisa membuat perubahan besar.

"I CAN SPEAK" TRAILER

Judul: I Can Speak
Distributor: Lotte Entertainment & Little Big Picture
Sutradara: Kim Hyun Seok
Naskah: Yoo Seung Hee & Kim Hyun Seok
Tayang: 21 September 2017

Personal Rating: 8.7/10
Recommended? Yes! Yang belum menonton pastikan kalian tonton ya!

source: sbstatesman.com, eontalk.com, washingtonpost.com, mediatoday.co.kr

Baca juga Korean Historical Movie The Map Against The World

You May Also Like

10 comments

  1. Mantep nih reviewnya say.... menarik

    ReplyDelete
  2. Wah filmnya menarik banget, thank you reviewnya

    ReplyDelete
  3. brrti klo bgtu d indo ad comfort women jg dong? ap ad gerakan aktivis ny gni jg agar jepang mint maaf? btw ad rekomen drama comedy romance yg bgs gak kak kalo bs yg thn ini atau 2018. thank you!

    ReplyDelete
    Replies
    1. biasanya di negara2 yang pernah dijajah juga ngalamin hal yang sama tapi mungkin ngga terlalu di masukkan sebagai sejarah utama negara tersebut atau ngga banyak yang ngalamin sebagai comfort women. Kalau di Korea ini memang banyak banget perempuan yang jadi comfort women. Kalau di indonesia yang lama menjajah kan Belanda ya. Rekomendasi drama komedi romance banyak kok ada touch to heart, her private life, my absolute boyfriend, what's wrong with secretary kim, thirty but seventeen, a poem a day, whitch's love, the beauty inside, my secret terrius, are you human, 100days my prince, masih banyak >.<

      Delete
  4. Patut ditonton ini film sis jdi penasaran aku

    ReplyDelete
  5. Kalo cowoknya cakep aku tuh semangat nontonnya 😂

    ReplyDelete
  6. Waaa drakor gak hanya melulu tentang percintaan, thanks rekomendasi nya ☺

    ReplyDelete
  7. Cinta banget aku tuh kalo sama korea korean kayak begini sis

    ReplyDelete
  8. Ceritanya keren banget , next bawain cerita lagi dong mengenai korea . Hehehe aku suka dengan sejarah".

    ReplyDelete

This site is owned by Angelika, please put credits if you share it.